Skip to main content

Posts

Aku kuat ga ya

Disini aku ngerasa insecure Takut aku ga mampu Takut ga mampu ku ini menghambat segalanya Takut aku ga memenuhi eksoektasi semua orang Engga tau aku selalu ngerasa insecure gini
Recent posts

Rencana

Hai, Akhir-akhir ini aku menyadari blog ku tidak ada yang menyambangi. Dulu saat aku bikin blog untuk pertama kali, jumlah visitor bisa dibilang penting untukku. Aku berusaha membuat cerita dengan bahasa menarik, mengikuti kompetisi, bahkan mempromosikan tulisan ku di sosial media -memang tak punya malu kala itu. Namun, sekarang ini rasa-rasanya jumlah visitor tidak berarti lagi. Saat ini blog ini jadi mirip tempat curhat dan merenung. Tentu saja hal ini sedikit membosankan ya lama kelamaan. Hingga akhirnya aku memutuskan suatu hal. Aku berencana untuk membuat beberapa rubik di blog ini. Cerita-cerita tidak penting seperti ini akan masuk rubik tersendiri agar aku tetap bisa curhat tanpa malu -again. Lalu selanjutnya aku berencana menambah rubik kuliner. Dan selanjutnya aku berancana menambah rubik wisata. Dan selanjutnya lagi apapun mengenai karir, cinta, tips, dan hal-hal ringan lainnya. Yah.. nanti saat aku ada ilmu yang bisa ku bagikan, akan aku usahakan agar rubiknya tetap b

Hari Kemarin

Aku lelah sekali Pekerjaan tak ada yang datang padaku. Apa aku tidak dipercaya? Apa aku kurang cakap? Aku juga ingin belajar, aku ingin jadi bisa. Ajari aku Tapi hari ini aku sadar Mereka adalah orang-orang dengan kemampuan. Tidak bergantung pada orang lain. Berkembang karena kemauan, bukan keegoisan karena selalu menuntut. Maka dari itu mulai sekarang aku akan belajar Belajar mengembangkan apa yang aku ingin Belajar tentang apa yang aku bisa

Kuliah Gak Selamanya Penting

Setidaknya itu menurutku. Kalau kamu ter- triggered dengan judul diatas dan tidak sependapat denganku, silahkan saja. Setidaknya itu menurutku. Aku akan senang jika pembaca mau berbagi pendapatnya di kolom komentar :) Silahkan~ Semenjak separuh bekerja dengan waktu penuh, aku merasa kuliah tidak penting-penting amat. Selama aku bekerja, aku merasa aku bisa bertambah baik jika aku dikritik atau diberi masukan, yang sama sekali tidak aku dapatkan saat kuliah. Aku bekerja untuk menulis, di kampus pun aku juga menulis entah itu essay tugas ataupun laporan. Yaa tapi aku tidak pernah dikritik. Tulisan itu hanya aku buat untuk dikumpulkan, aku tak tahu apakah paragrafku cukup padu atau tidak, cukup baik atau tidak. Aku butuh kritik. Aku mengerjakan tugas, selesai, dikumpulkan, sudah. Tidak pernah dikomentari, dikritik yang membangun, setidaknya aku belum pernah bertemu mentor yang seperti itu. Lalu saat sekolah dulu, aku diberi tugas jika benar, sudah dikumpulkan. Tapi jika kurang

Menyadarkan Diri

Hari ini aku lelah, tapi lelah yang menyenangkan karena akhirnya aku sudah berbicara lebih dari 50 kata ke orang-orang sekitarku. Lega akhirnya dapat pekerjaan yang lumayan menumpuk (yang sebenarnya aku juga tidak yakin sudah ku selesaikan dengan baik). Malam ini selepas isya, aku membilas badan seperti biasanya. Namun ada yang beda, aku menyegarkan diri untuk lekas mengerjakan sisa pekerjaan dari kantor.  Menyenangkan, aku punya kerjaan. Tak sengaja ku buka sosial media. Melihat cerita orang sehari-hari. Yang mereka lalui hampir sama, sama-sama bekerja. Namun, rasanya teman-temanku lebih cepat akrab dan bergaul di tempat mereka bernaung saat ini dibanding denganku. Aku lantas merasa "apakah ada yang salah denganku?" Sudah hari kedua dan aku baru bisa berbicara 50 kata ke orang sekitar. Sebuah pencapaian bagiku, namun sepertinya sebuah keanehan bagi orang lain. Apakah aku tidak normal? Apakah aku salah? Sebelum aku berpikir lebih jauh, sebersit pikiran

Sebuah Doa Untuk Yang Patah

Sajak indah ini saya kutip. Terima kasih pada penulisnya, doa indah ini menyegarkan jiwa saya yang pernah patah. Semoga siapapun yang membaca juga merasakan hal yang saya alami setelah membaca doa indah ini. Berterima kasihlah kepada dirimu sendiri atas apa yang sudah kamu lalui pada satu tahun terakhir ini. Banyak hal sulit yang sudah kamu lalui tanpa peran pengganti. Memang begitu banyak luka namun karenanya kamu bisa menjadi lebih dewasa. Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri atas sesuatu yang belum mampu kamu dapatkan. Tapi dekaplah dirimu sendiri dengan ucapan terima kasih karena banyak hal yang sudah kamu dapatkan. Pada hari pertama di tahun yang baru, bersyukurlah kamu masih bisa terbangun pada pagi yang indah ini saat kita tahu, negeri ini mengalami berbagai macam bencana di penghujung tahun. Banyak nyawa yang hilang bersama mimpi-mimpi di dalam hati mereka. Banyak keluarga yang meneteskan air mata karena kepergian seseorang yang dicintainya dengan tiba-ti

A Beginning of A Tale

Halo, how was your day? Cerita ini seharusnya dimulai seminggu yang lalu, 1 Januari 2019. Tapi apa boleh buat, kemalasan dan penantian masa depan menjadi prioritasku kala itu. Iya, kemalasan juga salah satu prioritas. Tidur larut malam (bisa dikatakan pagi malah), dan bangun saat matahari sudah tinggi juga menjadi prioritas ku kala itu. Hari pertama di 2019 aku awali dengan semangat. Tak ada sesali nasib yang sudah terlewat. Aku justru menyadari bahwa aku harus berterima kasih pada diriku sendiri yang mampu melewati segala ujian, cobaan, halangan, rintangan, beban, dan tanggung jawab tanpa peran pengganti. Berterima kasih karena sudah tidak menyerah, walaupun kadang putus asa, namun diri sendiri menolak menyerah. Terimakasih telah membuktikan bahwa ternyata aku tidak selemah yang aku kira. Banyak lagu yang aku dengar akhir-akhir ini, yang patah tumbuh yang hilang berganti, rehat, maupun lagu melankolis lainnya. Aku sedang menata perasaanku. Tidak ada salahnya kan menikmati m