Skip to main content

A Beginning of A Tale


Halo, how was your day?

Cerita ini seharusnya dimulai seminggu yang lalu, 1 Januari 2019. Tapi apa boleh buat, kemalasan dan penantian masa depan menjadi prioritasku kala itu. Iya, kemalasan juga salah satu prioritas. Tidur larut malam (bisa dikatakan pagi malah), dan bangun saat matahari sudah tinggi juga menjadi prioritas ku kala itu.

Hari pertama di 2019 aku awali dengan semangat. Tak ada sesali nasib yang sudah terlewat. Aku justru menyadari bahwa aku harus berterima kasih pada diriku sendiri yang mampu melewati segala ujian, cobaan, halangan, rintangan, beban, dan tanggung jawab tanpa peran pengganti. Berterima kasih karena sudah tidak menyerah, walaupun kadang putus asa, namun diri sendiri menolak menyerah. Terimakasih telah membuktikan bahwa ternyata aku tidak selemah yang aku kira.

Banyak lagu yang aku dengar akhir-akhir ini, yang patah tumbuh yang hilang berganti, rehat, maupun lagu melankolis lainnya. Aku sedang menata perasaanku. Tidak ada salahnya kan menikmati musik syahdu? Musik itu keindahan yang harus dinikmati, entah itu cadas maupun lembut.

Aku juga mendengarkan lagu favoritku sepanjang masa. Apa lagi jika bukan Helena nya My Chemical Romance? Bahkan sobatku sejak sekolah menengah bilang bahwa seleraku tetap sama meski 6 tahun berlalu. Aku memang bukan tipikal orang mudah bosan, ya bisa dikatakan aku setia lah..

Suatu hari sebuah email mengubah hidupku.

Aku kala itu bersiap bangun pagi, sebelum matahari berada di ufuk. Aku sudah berencana ke Surabaya, mencari tempat naungan syarat kelulusan. Namun, ada satu email mengundangku ke tempat selama ini aku tinggal. Kota sejuta kenangan, seribu pelajaran, serpihan perasaan. Yaa mau bagaimana, aku harus mengganti semua agenda. Membawa sedikit barang karena aku pikir, yah mungkin sama dengan sebelum-sebelumnya, aku mungkin juga tak akan diterima.
Guess what? Aku salah. Aku diterima dan memulai hari keesokannya, keesokannya. Lalu disinilah aku memulai sesuatu baru. Keluar dari zona nyaman. Sendiri. Banyak kekhawatiran, ketakutan, namun juga kebahagiaan, kelegaan.

Hari ini hari pertamaku, aku tadi mengerjakan tugasku. Semoga aku semakin berkembang hari demi hari. Aku tak sabar menanti pagi. Walau aku malas kadang, tetap ingin menikmati hangatnya selimut dan cahaya matahari pagi.

Aku sadar bahwa semesta, Tuhan, tak pernah meninggalkan kita. Ikhlas dengan semuanya. Pasrahkan apa yang kita harapkan. Kita hanya bisa berusaha dan mengamini. Semoga yang kita inginkan lekas terjadi.

Namun, ada kalanya kenyataan terasa begitu pahit.
Jangan khawatir, semesta bekerja untukmu. Segala yang baik akan datang disaat yang tepat dengan porsi yang pas, tidak kurang tidak lebih. Jika sudah datang, maka itulah takdirmu.

Biarkan semesta bekerja, yang terjadi diluar kuasamu, bukanlah salahmu.

Comments