Skip to main content

Menyadarkan Diri



Hari ini aku lelah,

tapi lelah yang menyenangkan karena akhirnya aku sudah berbicara lebih dari 50 kata ke orang-orang sekitarku. Lega akhirnya dapat pekerjaan yang lumayan menumpuk (yang sebenarnya aku juga tidak yakin sudah ku selesaikan dengan baik).

Malam ini selepas isya, aku membilas badan seperti biasanya. Namun ada yang beda, aku menyegarkan diri untuk lekas mengerjakan sisa pekerjaan dari kantor. 

Menyenangkan, aku punya kerjaan.

Tak sengaja ku buka sosial media. Melihat cerita orang sehari-hari. Yang mereka lalui hampir sama, sama-sama bekerja. Namun, rasanya teman-temanku lebih cepat akrab dan bergaul di tempat mereka bernaung saat ini dibanding denganku. Aku lantas merasa "apakah ada yang salah denganku?"

Sudah hari kedua dan aku baru bisa berbicara 50 kata ke orang sekitar. Sebuah pencapaian bagiku, namun sepertinya sebuah keanehan bagi orang lain. Apakah aku tidak normal? Apakah aku salah?

Sebelum aku berpikir lebih jauh, sebersit pikiran muncul di otakku.

Itu adalah sosial media.

Aku tak payah membandingkan hidupku dengan yang lainnya. Semua orang masing-masing punya cerita. Masing-masing juga punya luka. Aku hanya perlu bersyukur dengan apa yang ku miliki saat ini, apa yang ku raih saat ini, dan apa yang ku hadapi saat ini. Karena setiap orang mempunyai jalan ceritanya masing-masing.

"Tak akan ada habisnya jika kita saling membandingkan. Tak akan pernah puas jika kita hanya menginginkan kebahagiaan. Cobalah suatu saat berhenti, lihat sekitarmu, dan bersyukurlah."

Comments