Skip to main content

Kuliah Gak Selamanya Penting



Setidaknya itu menurutku.
Kalau kamu ter-triggered dengan judul diatas dan tidak sependapat denganku, silahkan saja. Setidaknya itu menurutku. Aku akan senang jika pembaca mau berbagi pendapatnya di kolom komentar :) Silahkan~

Semenjak separuh bekerja dengan waktu penuh, aku merasa kuliah tidak penting-penting amat. Selama aku bekerja, aku merasa aku bisa bertambah baik jika aku dikritik atau diberi masukan, yang sama sekali tidak aku dapatkan saat kuliah. Aku bekerja untuk menulis, di kampus pun aku juga menulis entah itu essay tugas ataupun laporan. Yaa tapi aku tidak pernah dikritik. Tulisan itu hanya aku buat untuk dikumpulkan, aku tak tahu apakah paragrafku cukup padu atau tidak, cukup baik atau tidak. Aku butuh kritik.

Aku mengerjakan tugas, selesai, dikumpulkan, sudah. Tidak pernah dikomentari, dikritik yang membangun, setidaknya aku belum pernah bertemu mentor yang seperti itu. Lalu saat sekolah dulu, aku diberi tugas jika benar, sudah dikumpulkan. Tapi jika kurang benar, disalahkan. Yaa nilaiku berkurang. Tapi bukankah tulisan itu bukan tentang nilai-nilai rapor? Tapi bagaimana kita bisa berkembang menyampaikan apa yang kita mau? Apa guna nilai-nilai itu?

Mungkin sampai sini paragraf ku juga masih belum padu, ceritaku masih terlalu berbelit-belit. Maafkan, aku memang kurang dalam bidang ini. Mari kita lanjutkan pembicaraan ini..

Bagiku sekolah atau kuliah bukan tentang nilai, ranking, atau IPK. Tapi untuk mendapat pendidikan. Aku berkata pendidikan, bukan ilmu. Ilmu bisa kau dapat darimana saja, bahkan ada pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik, maka ilmu adalah hal yang bisa kau ambil dari pengalamanmu. Sekali lagi, ini menurutku.

Buat apa kita menerima pendidikan? Menurutku, semata agar kita makin beradab. Orang akan beradab jika dia berilmu.

Apa itu beradab?
Menurutkum beradab adalah saat kamu melakukan atau mengerjakan sesuatu dengan perhitungan dan pikiran matang. Dasar pemikirannya ya dari ilmu itu.
Menurutku cukup simple konsep pendidikan itu, pendidikan bukan agar kita pintar, namun agar kita beradab.

Sayangnyaaaa....

Finalisasi output pendidikan bukan membuat orang beradab, tapi cuma sebatas menerima ilmu. Tidak tahu sejatinya ilmu itu akan digunakan untuk apa. Apa manfaatnya ilmu, apa resiko jika kita tidak mempertimbangkan dengan ilmu yang kita punya.

Dan kenapa aku baru menyadarinya sekarang :(

Kita sudah tidak butuh orang pintar lagi. Buat apa jadi orang pintar? Toh standarisasi pintar saat ini pakai angka-angka nilai yang dihasilkan penilaian bias seorang mentor yang kita tidak tau pemberian nilai itu berdasar preferensi apa.

Kita butuh orang ngerti. Ngerti bagaimana suatu hal bisa terjadi, paham bagaimana cara mengatasi, ngerti bagaimana cara mencari solusi dan menghadapi resiko. Karena that is what really happens in real life *sips the tea*

Dunia ini akan terus berkembang dan semakin rumit. Kenyataannya begitu. Kepintaran tidak bisa mengatasi itu. Kepintaran tidak bisa digunakan untuk mengatasi hidup. Jadi, kalau tujuan sekolah atau kuliah itu untuk mencari penghidupan, kita salah kalau berpatokan dengan angka dan nilai. Kata-kata "sekolah yang rajin biar dapat nilai bagus dan pekerjaan baik" itu salah besar.

Bagiku, kuliah jadi hanya sekedar gengsi. Jika karena tulisan ini, aku nanti ditanya "lantas kenapa kamu kuliah?", akan aku jawab dengan yakin "aku kuliah karena aku lebih mendengar apa kata orang, daripada apa kata hati".

Kepintaran itu bonus, tidak perlu kamu banggakan, cukup kamu syukuri kamu diberi otak pintar. Tapi aku tidak membenarkan jika kamu tidak belajar. Meskipun kamu tidak sekolah, setidaknya educate yourself. Belajar tidak selamanya hanya di sekolah, pembelajaran dan ilmu bisa kau dapatkan darimana saja. Tidak belajar itu sama saja dengan keputus asaan. Hal itu tidak mendatangkan apa apa selain kerugian

Comments